Bensin premium Ron 88 yang dijual di SPBU ternyata adalah premix Ron 90
atau pertamax Ron 92, akibat tak ada lagi penjual premium di luar negeri
saat Indonesia melakukan impor. Lantas apa dampak situasi ini?
Anggota
Komisi VII DPR Satya W. Yudha mengatakan, apabila benar premium yang
dijual di SPBU adalah premix atau pertamax, maka masalah ini bisa jadi
serius.
"Kenapa? Karena bisa menyebabkan orang yang selama ini
bayar pertamax sekitar Rp 10.000 lebih per liter akan kembali ke premium
yang harganya disubsidi pemerintah Rp 4.500 per liter" kata Satya dalam
pesan singkatnya kepada detikFinance, Kamis (25/4/2013).
Dikatakan
Satya, jika itu terjadi maka dalam waktu dekat akan membuat volume BBM
subsidi membengkak. "Pemerintah dan Pertamina harus hati-hati
mengeluarkan pernyataan itu," tegas Satya.
Kuota atau jatah BBM
subsidi tahun ini ditetapkan 46 juta kiloliter (KL) dengan nominal Rp
192 triliun. Anggaran ini berpotensi membengkak jika orang beralih ke
premium.
Jika terjadi gelombang perpindahan dari pertamax ke
premium, maka konsumsi premium (BBM subsidi) akan semakin tinggi, jika
jebol dari kuota yang ditetapkan tentunya keuangan negara semakin berat
untuk memikul besarnya BBM subsidi.
Bahkan tahun ini sudah
diprediksi sejak awal kuota subsidi BBM akan lewat, dan pemerintah
berencana datang ke DPR untuk meminta tambahan kuota BBM subsidi.
"Tahun
ini nambah kuota BBM subsidinya berdasarkan realisasi konsumsi tahun
lalu tidak sampai 1 juta KL, di mana realisasi konsumsi BBM subsidi
tahun 2012 sebesar 45,07 KL namun tahun ini hanya dikasih kuota 46 juta
KL, sementara pertumbuhan konsumsi BBM subsidi tiap tahun mencapai
8-9%," ungkap Menteri ESDM Jero Wacik.
Sebelumnya, Komisaris
Utama Pertamina Sugiharto mengatakan, saat ini tidak ada lagi negara
yang menjual bensin premium Ron 88. Jadi yang diimpr adalah Ron 90 atau
premix.
"Ya memang menggunakan aturan berpuluh tahun selalu
menggunakan Ron 88, namun saat ini yang menjual Ron 88 sudah makin
langka di dunia," kata Sugiharto.
Dikatakan Sugiharto, karena
lebih mudah mengimpor Ron 90, maka Pertamina tetap menjualnya dengan
harga premium Ron 88. Karena apabila bensin Ron 90 harus diturunkan
oktannya, memerlukan biaya tambahan lagi.
Sementara Direktur BBM
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Djoko Siswanto
mengatakan, bensin premium yang dijual di SPBU adalah bensin pertamax
dengan Ron 92.
sumber : http://finance.detik.com/read/2013/04/25/131835/2230250/1034/ini-bahayanya-bensin-premium-di-spbu-ternyata-adalah-pertamax?991104topnew
Ini Bahayanya Bensin Premium di SPBU Ternyata Adalah Pertamax
Thursday 25 April 2013
Labels:
Pemerintah
Subscribe to:
Posts (Atom)